Anak yang memiliki kebutuhan khusus mempunyai gangguan dalam bentuk fisik, emosional, mental, serta bersosialisasi. Selain itu, juga mengalami berbagai gangguan seperti gangguan perkembangan, kesulitan dalam pelajaran, keterampilan keseharian, dan kemandirian.
Namun, hal
ini bukan berarti si Anak tidak mendapatkan perhatian seperti anak lainnya,
contohnya dalam hal pendidikan. Anak berkebutuhan khusus juga memerlukan
pendidikan khusus yang sesuai dengan kapasitas kemampuannya.
Salah satu
cara meningkatkan perkembangan anak, saya dapat memberikan terapi khusus yang
dapat membantu anak untuk lebih mandiri, salah satunya dengan terapi okupasi
atau Occupational Therapy (OT).
Terapi
okupasi atau yang disebut dengan OT, dapat membantu orang dari segala kalangan
usia untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari mereka yang berfokus pada
membantu anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk meningkatkan keterampilan
kognitif, fisik, sensorik, dan motorik mereka dalam meningkatkan rasa percaya
diri mereka.
Terapi
okupasi juga dapat dilakukan kepada anak-anak walaupun tugas anak-anak hanya
belajar dan bermain, namun terapi ini dapat mengevaluasi keterampilan anak-anak
untuk bermain, kinerjanya di sekolah, dan pada kegiatannya sehari-hari, dan
menyeimbangkan dengan apa yang sesuai dengan perkembangan pada kelompok umur
anak.
Hal-hal yang
mereka lakukan adalah dengan melatih tugas motorik halus dan kasar sehari-hari.
Contohnya seperti, menggunakan sikat gigi, menulis dipapan tulis, mengatur
tinggi rendahnya tas ransel. Selain itu juga dapat membantu anak-anak yang memiliki
masalah pada pemrosesan sensorik.
Untuk
anak-anak, terapi okupasi ini memberikan manfaat yang besar, terutama untuk
anak-anak yang memiliki masalah dalam cara belajar.
Menurut
American Occupational Therapy Association (AOTA), anak-anak dengan masalah
medis ini mungkin mendapat manfaat dari terapi okupasi:
- Cedera
lahir atau cacat lahir,
- gangguan
pemrosesan sensorik,
- cedera
traumatis (otak atau sumsum tulang belakang),
- gangguan
pada belajar,
- autisme
/ gangguan perkembangan meresap,
- rematik
artritis remaja,
- masalah
kesehatan mental atau perilaku,
- patah
tulang atau cedera ortopedi lainnya,
- keterlambatan
tumbuh kembang Si Anak,
- kondisi
pasca-bedah,
- anak
yang mengalami spina bifida,
- amputasi
traumatis,
- kanker,
- cedera
tangan yang parah,
- multiple
sclerosis, cerebral palsy, dan penyakit kronis lainnya.
Terapi
okupasi dapat membantu anak-anak dalam keterampilan motorik halus sehingga
mereka dapat menangkap dan melepaskan mainan, lalu juga untuk mengembangkan
keterampilan menulis tangan yang baik. Selain itu, juga melatih mengkoordinasi
tangan-mata untuk meningkatkan keterampilan bermain anak-anak di lingkungan
sekolah.
Terapi ini
juga membantu anak-anak dengan keterlambatan perkembangan untuk mempelajari
tugas-tugas dasar seperti mandi, berpakaian, menyikat gigi, dan makan. Pelatih
terapi mengajari kebutuhan anak dengan peralatan khusus, seperti kursi roda,
peralatan mandi, alat rias, atau alat bantu komunikasi.
Dalam hal
berkomunikasi, terapi okupasi ini juga membantu anak-anak untuk
mempertahankan perilaku positif di semua lingkungan agar dapat bersosialisasi
dengan baik. Seperti, mengontrol emosi alih-alih memukul orang lain,
menggunakan cara-cara positif untuk mengatasi kemarahan, seperti menulis
tentang perasaan.
Praktisi
terapi okupasi diwajibkan untuk menyelesaikan program kerja lapangan yang
diawasi secara khusus dan harus melewati kelulusan ujian sertifikasi secara
nasional. Izin praktik untuk terapi okupasi ini wajib di sebagian besar negara
untuk mempertahankan lisensi tersebut.
Jika ingin
menemukan praktisi terapi okupasi yang baik dan terpercaya, anda dapat
mengunjungi tempat-tempat dibawah ini dan bertanya mengenai ketersediaan terapi
okupasi untuk anak.
- Rumah
sakit,
- sekolah
untuk anak berkebutuhan khusus,
- pusat
rehabilitasi,
- fasilitas
kesehatan mental,
- praktik
pribadi,
- klinik
anak-anak,
- panti
asuhan.