Selasa, 19 Mei 2020

Terapi Okupasi yang Membuat Anak Menjadi Lebih Mandiri

Terapi Okupasi Membuat Anak Menjadi Lebih Mandiri

Anak yang memiliki kebutuhan khusus mempunyai gangguan dalam bentuk fisik, emosional, mental, serta bersosialisasi. Selain itu, juga mengalami berbagai gangguan seperti gangguan perkembangan, kesulitan dalam pelajaran, keterampilan keseharian, dan kemandirian.

Namun, hal ini bukan berarti si Anak tidak mendapatkan perhatian seperti anak lainnya, contohnya dalam hal pendidikan. Anak berkebutuhan khusus juga memerlukan pendidikan khusus yang sesuai dengan kapasitas kemampuannya.

Salah satu cara meningkatkan perkembangan anak, saya dapat memberikan terapi khusus yang dapat membantu anak untuk lebih mandiri, salah satunya dengan terapi okupasi atau Occupational Therapy (OT).

1. Apa itu terapi okupasi

Terapi okupasi atau yang disebut dengan OT, dapat membantu orang dari segala kalangan usia untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari mereka yang berfokus pada membantu anak-anak yang berkebutuhan khusus untuk meningkatkan keterampilan kognitif, fisik, sensorik, dan motorik mereka dalam meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Terapi okupasi juga dapat dilakukan kepada anak-anak walaupun tugas anak-anak hanya belajar dan bermain, namun terapi ini dapat mengevaluasi keterampilan anak-anak untuk bermain, kinerjanya di sekolah, dan pada kegiatannya sehari-hari, dan menyeimbangkan dengan apa yang sesuai dengan perkembangan pada kelompok umur anak.

Hal-hal yang mereka lakukan adalah dengan melatih tugas motorik halus dan kasar sehari-hari. Contohnya seperti, menggunakan sikat gigi, menulis dipapan tulis, mengatur tinggi rendahnya tas ransel. Selain itu juga dapat membantu anak-anak yang memiliki masalah pada pemrosesan sensorik.

Untuk anak-anak, terapi okupasi ini memberikan manfaat yang besar, terutama untuk anak-anak yang memiliki masalah dalam cara belajar.

2. Terapi okupasi digunakan siapa

Menurut American Occupational Therapy Association (AOTA), anak-anak dengan masalah medis ini mungkin mendapat manfaat dari terapi okupasi:

  • Cedera lahir atau cacat lahir,
  • gangguan pemrosesan sensorik,
  • cedera traumatis (otak atau sumsum tulang belakang),
  • gangguan pada belajar,
  • autisme / gangguan perkembangan meresap,
  • rematik artritis remaja,
  • masalah kesehatan mental atau perilaku,
  • patah tulang atau cedera ortopedi lainnya,
  • keterlambatan tumbuh kembang Si Anak,
  • kondisi pasca-bedah,
  • anak yang mengalami spina bifida,
  • amputasi traumatis,
  • kanker,
  • cedera tangan yang parah,
  • multiple sclerosis, cerebral palsy, dan penyakit kronis lainnya.
Namun, untuk mengetahui perawatan tentang kebutuhan anak dengan terapi okupasi ini, anda dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu kepada dokter anak agar mendapatkan perawatan yang sesuai.

Terapi okupasi dapat membantu anak-anak dalam keterampilan motorik halus sehingga mereka dapat menangkap dan melepaskan mainan, lalu juga untuk mengembangkan keterampilan menulis tangan yang baik. Selain itu, juga melatih mengkoordinasi tangan-mata untuk meningkatkan keterampilan bermain anak-anak di lingkungan sekolah.

Terapi ini juga membantu anak-anak dengan keterlambatan perkembangan untuk mempelajari tugas-tugas dasar seperti mandi, berpakaian, menyikat gigi, dan makan. Pelatih terapi mengajari kebutuhan anak dengan peralatan khusus, seperti kursi roda, peralatan mandi, alat rias, atau alat bantu komunikasi.

Dalam hal berkomunikasi, terapi okupasi ini juga membantu anak-anak untuk mempertahankan perilaku positif di semua lingkungan agar dapat bersosialisasi dengan baik. Seperti, mengontrol emosi alih-alih memukul orang lain, menggunakan cara-cara positif untuk mengatasi kemarahan, seperti menulis tentang perasaan.

Selain itu, mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus untuk keterampilan menggunakan komputer dan meningkatkan kecepatan dan keterbacaan tulisan tangan mereka.

Praktisi terapi okupasi diwajibkan untuk menyelesaikan program kerja lapangan yang diawasi secara khusus dan harus melewati kelulusan ujian sertifikasi secara nasional. Izin praktik untuk terapi okupasi ini wajib di sebagian besar negara untuk mempertahankan lisensi tersebut.

Jika ingin menemukan praktisi terapi okupasi yang baik dan terpercaya, anda dapat mengunjungi tempat-tempat dibawah ini dan bertanya mengenai ketersediaan terapi okupasi untuk anak.

  • Rumah sakit,
  • sekolah untuk anak berkebutuhan khusus,
  • pusat rehabilitasi,
  • fasilitas kesehatan mental,
  • praktik pribadi,
  • klinik anak-anak,
  • panti asuhan.
 

Inilah Langkah Terapi Okupasi pada Anak Berkebutuhan Khusus

terapi okupasi anak

Apabila dilihat secara signifikan, anak berkebutuhan khusus merupakan seorang anak yang memiliki gangguan, baik dalam fisik, emosional, mental, ataupun sosial. Bukan hanya mengalami gangguan, ABK juga mengalami gangguan perkembangan, kesulitan akademis, keterampilan keseharian, dan kemandirian.

Kategori yang termasuk ABK adalah autisme, attention deficit/hyperactivity disorderDown syndromeAsperger’s syndromepervasive developmental disordersensory integration dysfunctioncerebral palsy, keterlambatan wicara, serta gangguan proses pendengaran dan perilaku.

Meskipun ABK mengalami gangguan dan keterbatasan, bukan berarti sang anak dibiarkan begitu saja, tidak mengenyam pendidikan, atau perhatian lain yang sama seperti anak normal lainnya. Justru ABK membutuhkan pendidikan khusus yang sesuai dengan kapasitas dan kemampuanya. Mereka membutuhkan terapi tertentu yang dapat membantu ABK untuk lebih mandiri, salah satunya dengan Occupational Therapy Games (OTG) atau Terapi Okupasi.

Terapi okupasi memberikan sistem untuk ABK sesuai dengan kebutuhan masing-masing, terutama jika anak tersebut memiliki masalah pada sensori atau pun motorik. Dengan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan anak, terapi ini bertujuan untuk membantu tumbuh kembang anak supaya tercapai kemandirian dalam kegiatan keseharian, kemampuan rawat diri, dan penggunaan waktu luangnya, termasuk mengasah motorik, sensorik juga kognitifnya supaya semakin baik.

Terapi okupasi dikemas dengan permainan yang menarik dan pasti disukai oleh ABK. Di antaranya terdapat permainan balancing ring. Cara bermainnya anak berdiri di atas papan, anak fokus melihat ke depan, dan melempar ring tersebut. Dengan begitu ia akan terlatih daya konsentrasinya, dapat mempertahankan posisi tubuhnya agar tetap seimbang, serta bagaimana caranya ring itu masuk ke cone-nya itu.

Terapi okupasi ini dapat dilakukan pada anak-anak yang mengidap kondisi tertentu, seperti:

  • Cerebral palsy, kelainan yang memengaruhi otot, saraf, gerakan, dan kemampuan motorik seseorang untuk bergerak secara terkoordinasi dan terarah.
  • Sindrom Down, yaitu kondisi genetik yang menyebabkan gangguan belajar dan ciri fisik tertentu.
  • Autisme, kelainan neurologis dan perkembangan yang dimulai pada masa kanak-kanak dan bertahan seumur hidup. Autisme dapat memengaruhi interaksi pengidap dengan orang lain serta cara pasien berkomunikasi dan belajar.
  • Dyspraxia, yaitu gangguan kemampuan motorik berupa gangguan koordinasi otak, mat, dan otot anggota gerak untuk melakukan kegiatan seperti berlari, melompat, atau menggunting.
  • Gangguan perkembangan yang membuat anak kesulitan memproses informasi dan berkomunikasi dengan orang lain.
  • Spina bifida, cacat lahir yang memengaruhi perkembangan tulang belakang dan sistem saraf.

Gambaran Layanan Terapi Okupasi

Jenis terapi okupasi yang diberikan akan disesuaikan dengan usia, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, dan kebutuhan pengidap. Layanan terapi okupasi biasanya mencakup tiga hal berikut ini:

1.     Evaluasi Bersifat Individu

Pada evaluasi individual, pengidap, keluarga pengidap, dan dokter akan bersama-sama menentukan apa yang ingin dicapai melalui terapi ini. Dokter juga akan menentukan diagnosis penyakit yang menyebabkan pengidap membutuhkan terapi okupasi.

2.     Perencanaan Intervensi

Kemudian akan ditentukan jenis terapi dan latihan yang sesuai kebutuhan pengidap. Fokus terapi dan latihan yang diberikan adalah untuk memampukan pengidap kembali beraktivitas secara mandiri, misalnya mencuci, memasak, dan berpakaian tanpa bantuan orang lain.

3.     Evaluasi Hasil

Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa hasil terapi okupasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada awal terapi. Evaluasi ini juga dibutuhkan untuk membuat rencana tindakan lain jika diperlukan, supaya hasil terapi dapat menjadi lebih baik.

Ini Dia Manfaat dan Tujuan Praktik Okupasi yang Harus Anda Tau

Mengenal Apa itu Okupasi Terapi : Okupasi Terapi itu.....

Bagi seseorang yang tidak mengikuti perkembangan dunia kesehatan pastinya akan merasa asing bila mendengar kata ôterapi okupasiö. Untuk menambah pengetahuan kita, maka ada baiknya jika Anda membaca artikel ini sampai tuntas karena akan diulas lengkap menganai terapi okupasi. Sebelum membahas manfaat dan tujuan dari praktik okupasi, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu apa itu terapi okupasi.

Terapi Okupasi merupakan suatu terapi yang diberikan kepada seseorang yang menderita gangguan fisik maupun psikis dengan cara pelatihan-pelatihan yang sudah terstruktur. Umumnya, terapi ini diberikan kepada orang-orang berkebutuhan khusus dan mengalami kelainan tertentu seperti kelainan pada tulang, cacat mental, autis, dan sebagainya. Lantas apakah manfaat dan tujuan dari praktik tersebut??

Manfaat terapi okupasi bagi kesehatan seseorang sangatlah luar biasa. Terapi tersebut lebih mengarah pada pengobatan alami dengan pendekatan batin dan bukan menggunakan obat-obatan kimia. Salah satu manfaat umun dari terapi okupasi ialah mengembalikan fungsi fisik, meningkatkan ruang gerak sendi, kekuatan otot, dan koordinasi gerakan. Hal ini dikarenakan seorang pasien akan dilatih untuk mandiri dengan latihan-latihan yang terarah. Dalam praktiknya, terapi okupasi memperhatikan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh seorang individu dengan memberikan kegiatan yang bermakna dan memiliki tujuan yang jelas. Sebagai contohnya ialah penderita stroke yang dilatih untuk memakai baju sendiri.

Manfaaat lain dari terapi okupasi ialah untuk menciptakan hubungan yang lebih baik dan memuaskan pasien dengan pemberian motivasi-motivasi sebagai dorongan emosional. Bagi anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan, terapi okupasi bermanfaat untuk mengajarkan aktivitas sehari-hari seperti makan, berpakainan, bermain dan berinteraksi dengan orang lain, mandi, dan sebagainya. Selain manfaat-manfaat tersebut, tentu masih banyak manfaat luar biasa lainnya.
Sementara itu, tujuan dari terapi okupasi bisa disimpulkan dengan menggunkan poin-poin berikut:

 

1.     Menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan bagi pasien penderita gangguan fisik maupun psikis, sehingga mereka akan merasa hidupnya bermakna dan bisa mengembangkan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang bermanfaat.

2.     Mengembangkan potensi dan kemampuan untuk bekerja sesuai bidang yang dimiliki pasien.

3.     Membantu para pasien dalam menumpahkan segalah keluhan dan emosi-emosi yang mengganggu pikiran dan hidupnya, kemudian mendapatkan konsultasi dari okupasi terapi sebagai pemecahan atas masalah yang di hadapi pasien.

4.     Membantu pengumpulan data yang akan digunakan untuk mendiagnosa pasien yang mengalami gangguan kesehatan tertentu.

5.     Meningkatkan kepercayaan diri pasien dalam berinteraksi dengan orang-orang disekitarnya ataupun masyarakat luas.
Nah, itulah beberapa manfaat dan tujuan dari terapi okupasi. Sangat luar biasa bukan?? Untuk itu, sebelum mengonsumsi obat-obatan kimia, tidak ada salahnya jika Anda mengonsumsi jada seorang okupasi terapis terlebih dahulu.

 

 


Aneka Layanan Terapi Okupasi dan Siapa yang Membutuhkannya

Praktek Terapi Okupasi yang Dibutuhkan Untuk Anak-Anak - OTCATS ...


Orang yang mengalami gangguan kesehatan sehingga tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari, bisa mempertimbangkan terapi okupasi sebagai salah satu langkah pengobatan. Melalui terapi ini, pasien akan dilatih sehingga dapat menjadi lebih mandiri.

Sebelum diputuskan menjalani terapi okupasi, dokter akan mengidentifikasi terlebih dahulu sejauh mana kesulitan pasien dalam menjalani kegiatan sehari-hari dan menentukan diagnosis penyakit yang menyebabkan pasien mengalami hambatan fisik, mental, atau sosial.

 

Bila kegiatan sehari-hari, seperti berpakaian atau makan, sulit dilakukan tanpa bantuan orang lain, maka terapi okupasi bisa menjadi jalan keluar. Orang yang mengalami keterbatasan fisik, mental, dan penurunan kemampuan kognitif karena faktor usia atau penyakit tertentu juga disarankan menjalani terapi ini.

Seperti Apa Layanan Terapi Okupasi?

Jenis terapi okupasi yang diberikan akan disesuaikan dengan usia, pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, dan kebutuhan pasien. Layanan terapi okupasi biasanya mencakup ketiga hal berikut:

  • Evaluasi yang bersifat individual
    Pada evaluasi individual, pasien, keluarga pasien, dan dokter akan bersama-sama menentukan apa yang hendak dicapai melalui terapi ini. Dokter juga akan menentukan diagnosis penyakit yang menyebabkan pasien membutuhkan terapi okupasi.
  • Perencanaan intervensi
    Setelah itu, dokter akan menentukan jenis terapi dan latihan sesuai kebutuhan pasien. Fokus terapi dan latihan yang diberikan adalah untuk memampukan pasien kembali beraktivitas secara mandiri, misalnya mencuci, memasak, dan berpakaian tanpa bantuan orang lain.
  • Evaluasi hasil
    Evaluasi dilakukan untuk memastikan bahwa hasil terapi okupasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan pada awal terapi. Evaluasi ini juga dibutuhkan untuk membuat rencana tindakan lain jika diperlukan, agar hasil terapi bisa menjadi lebih baik.

Terapi okupasi dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis rehabilitasi medis. Dokter spesialis ini akan mendampingi pasien selama terapi, memberikan rekomendasi alat bantu sesuai kebutuhan pasien, serta mengajarkan cara penggunaannya. Dokter juga akan memberikan pengarahan kepada anggota keluarga dan pengasuh untuk mendampingi dan merawat pasien di rumah.

Siapa yang Membutuhkan Terapi Okupasi

Tujuan utama terapi okupasi adalah membuat kualitas hidup pasien menjadi lebih baik. Terapi okupasi secara khusus dibutuhkan oleh:

  • Orang yang sedang menjalani pemulihan dan kembali bekerja setelah mengalami cedera yang berhubungan dengan pekerjaan.
  • Orang yang menderita gangguan fisik dan mental sejak lahir.
  • Orang yang secara tiba-tiba menderita kondisi kesehatan serius, seperti stroke, serangan jantung, cedera otak, atau phantom limb syndrome setelah menjalani amputasi.
  • Orang yang menderita penyakit kronis, seperti radang sendi, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
  • Orang dengan gangguan mental atau masalah perilaku, seperti penyakit Alzheimer,  autisme, atau ADHD, gangguan stres pascatrauma, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, atau gangguan makan.

Selain untuk orang dewasa, terapi ini juga bisa diberikan pada anak-anak yang menderita kondisi tertentu, seperti:

  • Sindrom Down
    Terapi okupasi bisa dilakukan kepada anak yang mengalami sindrom Down. Kondisi ini muncul akibat adanya kelainan genetik yang menyebabkan gangguan dalam perkembangan fisik dan mental, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam belajar.
  • Cerebral palsy
    Kondisi lain yang juga memerlukan terapi okupasi adalah cerebral palsy, yaitu sebuah kelainan pada otak dan sistem saraf, sehingga gerakan dan koordinasi tubuh anak menjadi tidak normal.
  • Dispraksia
    Terapi okupasi juga bisa dilakukan kepada anak yang mengalami dispraksia, di mana terjadi gangguan pada gerakan dan kemampuan koordinasi tubuh.
  • Ketidakmampuan belajar
    Anak-anak yang mengalami kesulitan belajar, misalnya karena masalah tumbuh kembang, juga memerlukan terapi okupasi.
    Anak-anak dengan kebutuhan khusus ini biasanya akan dipandu oleh dokter, psikolog, terapis, serta guru di sekolah, dalam belajar dan melakukan aktivitas sehari-hari, seperti membaca, menulis dan menjaga kebersihan tubuh (mandi dan menyikat gigi). Tujuannya adalah agar mereka dapat hidup secara mandiri di kemudian hari.

Terapi Okupasi yang Membuat Anak Menjadi Lebih Mandiri

Anak yang memiliki kebutuhan khusus mempunyai gangguan dalam bentuk fisik, emosional, mental, serta bersosialisasi. Selain itu, juga mengala...